Sabtu, 10 November 2012

11/10/2012 07:55:00 PM


Tanggal 10 November 1945, rakyat Indonesia memulai pertempuran terbuka dengan pasukan sekutu yang berusaha melecehkan kedaulatan Republik Indonesia yang telah merdeka. Pertempuran di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut kemudian membakar semangat perlawanan rakyat di berbagai penjuru daerah Indonesia dan merupakan perang yang tebesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia. Tanggal 10 November kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Berikut ada 13 fakta tentang Hari Pahlawan :

1. Pertempuran tanggal 10 November di Surabaya, merupakan pertempuran pertama setelah Indonesia Merdeka, dan menjadi salah satu perang terdahsyat yang pernah terjadi dalam sejarah Republik Indonesia.

2. Pertempuran 10 November dipicu oleh kedatangan Belanda dan Inggris serta NICA. Yang ingin menduduki Indonesia setelah merdeka dan Jepang menyerah kepada Pasukan Sekutu.

3. Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch Ploegman pada sore hari tanggal 19 September 1945, tepatnya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah utara. Keesokan harinya pemuda Surabaya melihatnya dan menjadi marah karena mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia, hendak mengembalikkan kekuasaan kembali di Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.

4. Residen Sudirman, pejuang dan diplomat yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai Residen Daerah Surabaya Pemerintah RI, datang melewati kerumunan massa lalu masuk ke hotel Yamato dikawal Sidik dan Hariyono. Sebagai perwakilan RI dia berunding dengan Mr. Ploegman dan kawan-kawannya dan meminta agar bendera Belanda segera diturunkan dari gedung Hotel Yamato. Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman, sementara Sudirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato.

5. Beberapa pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Sudirman kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam pemanjatan tian bendera dan bersama Kusno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda. merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak tiang kembali. Peristiwa ini disambut oleh massa di bawah hotel dengan pekik "Merdeka" berulang kali.

6. Pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara AFNEI. Serangan-serangan kecil itu ternyata dikemudian hari berubah menjadi serangan umum yang memakan banyak korban baik di militer Indonesia dan Inggris maupun sipil di pihak Indonesia. Akhirnya Inggris meminta bantuan kepada Ir Soekarno melalui D.C. Hawthorn untuk meredakan emosi rakyat Surabaya. Disituasi seperti itu Ir. Soekarno tak berkata satu kata pun, bahkan di Surabaya suasana semakin memanas.

7. Fakta yang ke-tujuh adalah tewasnya Brigjen A.W.S Mallaby dalam pertempuran. Brigjen Mallaby adalah seorang pimpinan pasukan Inggris yang berada di Jawa Timur, saat itu tanggal 30 okotober 1945 sekitar pukul 20.30 WIB, Mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Kesalahpahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir mengakibatkan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang tak diketahui identitasnya. Mulai dari situ lah Surabaya memasuki medan perang yang sangat besar, kemarahan Inggris yang biasanya dalam perang Eropa sulit untuk dikalahkan, geram dan mengakui kekuatan Arek-arek Surabaya.

8Setelah tewasnya Mallaby, Inggris mulai bergerak, dibawah pimpinan Mayor Jenderal Robert Mansergh mereka membuat kira-kira 500.000 Ultimatum dalam setiap pesawat Inggris yang melintasi kota surabaya dan menyebarkan Ultimatum itu dengan menjatuhkannya dari pesawat, Seluruh Pemuda dan Arek-arek surabaya dan Bung Tomo serta Gub.Suryo, namun disitu Ultimatum tersebut telah di REJECT/REFUSE (bahasa gaulnya), tidak diindahkan oleh Arek-arek Surabaya bahkan mereka semakin terbakar Semangatnya untuk memperjuangkan Indonesia dan Surabaya, Gambar diatas terlihat bahwa Gub.Suryo menulis sebuah pidato yang diumumkan pada subuh tanggal 10 november 1945, ultimatum tersebut menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 06.00 pagi tanggal 10 November 1945, jika tidak Surabaya akan digempur melalui udara, darat, dan laut.

9. Subuh dini hari, 10 November 1945 sekitar pukul 02.30 WIB, seluruh arek-arek Surabaya, TKR, Pembantu PETA, bekas pasukan PETA dan Sukarelawan Surabaya turun kemedan perang untuk mati demi kemerdekaan, saat pagi menjelang. Bung Tomo dan Gub.Suryo mulai membentangkan Obor dan membakar semangat dan jiwa kepatriotan Surabaya, melalui pidato yang dikeluarkan oleh Bung Tomo: PIDATO BERLEGENDARIS DAN PUSAKA UNTUK RAKYAT SURABAYA, dari situ lah semua pasukan dan arek-arek suroboyo maju kemedan pertempuran, bantuan dari Brimob kediri dan semarang juga ikut melawan Inggris dan Antek-anteknya, di pihak Inggris seluruh armada Inggris mulai dari udara, darat, dan laut turun dan bercampur aduk memborbardir pasukan Surabaya.

10. Tokoh-tokoh agama yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok di pulau Jawa (khususnya Jawa Timur) seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai) shingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung lama, dari hari ke hari, hingga dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, msemakin hari semakin teratur.

11. Kekuatan Inggris sangat besar, inggris adalah negara yang memiliki kekuatan militer yang bahkan semua pasukan eropa dari abad sebelum masehi, saat zaman menggunakan pedang pun Inggris diakui sebagai negara terkuat di eropa, ratu Inggris dari abad ke abad adalah kekuatan paling besar Inggris, namun Inggris mengakui bahwa baru pertama kali Inggris mendapatkan musuh seberat dan sehebat Rakyat Surabaya, kekuatan dan kehebatan Arek Surabaya bahkan lebih kuat dibanding bangsa Barbar, yang pernah ditaklukan Inggris, maka dari itu kita turut bangga dengan perjuangan arek-arek Surabaya.

12. "Perhitungan-Perhitungan Saat Masa Perang 10 November". Pasti bingung dengan maksud perhitungan-perhitungan tadi? Maksudnya adalah kisah kehidupan yang tersembunyi mulai dari perhitungan jumlah korban tewas di kedua belah pihak, jumlah pihak yang terlibat di kedua belah pihak dan lain-lain tidak diketahui secara pasti.

13. Setelah berakhir pertempuran 10 November 1945, seluruh pemuda di Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke, mendengar berita bahwa seluruh Pemuda dan Arek-arek Surabaya bertahan dan berjuang demi kotanya, dan akhirnya berkobarlah seluruh semangat pemuda di Tanah Air Indonesia, mulai dari Medan yang sering disebut Pertempuran Medan Area, di Semarang, di Ambon, di Sulawesi, di Bali dan di mana pun mereka semua bangkit dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, dan kesimpulannya adalah:

"SURABAYA ADALAH KOTA PEMICU BANGKITNYA SEMANGAT PEMUDA DI SELURUH TANAH AIR UNTUK MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN INDONESIA"

- Ricklefs, M. C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300, Second Edition. MacMillan
- Woodburn Kirby, S (1965). The War Against Japan Vol. 5. London: HMSO
- Batara R. Hutagalung. (2001). 10 November 45. Mengapa Inggris Membom Surabaya?. Jakarta: Millenium
- Frederick, William H. (1982). In Memoriam: Sutomo. Indonesia: Cornell University outheast Asia Program

Referensi: Kaskus.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...